Kamis, 06 Januari 2011

Ruteng

Ibukota Kabupaten Manggarai ini adalah sebuah kota pasar (market town) yang merupakan tempat pertemuan masyarakat yang datang dari berbagai desa di wilayah perbukitan di daerah ini untuk berjual-beli. Ruteng adalah kota yang dikelilingi persawahan yang membentang di lereng landai kawasan gunung vulkanis yang terdapat di wilayah ini.
Sebagian besar penduduk Ruteng umumnya adalah orang Manggarai yang dikenal pemalu namun ramah dengan ciri khas antara lain kain sarung hitam yang sering mereka kenakan. Bahasa Manggarai tidak dimengerti oleh suku lainnya di Floras kecuali oleh orang Manggarai sendiri.
Di Utara Ruteng terdapat bukit Golo Curu dan dari puncak bukit pengunjung dapat melihat panorama yang sangat indah ke arah kawasan perbukitan, lembah, sawah, lereng pegunungan. Dari Golo Curu, pengunjung dapat berjalan melalui jalan Reo melalui Hotel Karya ke sebuah bukit lainnya dimana di puncaknya terdapat sebuah rumah ibadah yang memiliki patung Bunda Maria.
Lebih jauh ke Utara, 6 km dari Ruteng, terdapat air terjun Waegarik. Obyek wisata air terjun lainnya adalah Cunca Rede dengan ketinggian 35 meter terdiri dari tujuh tingkat air terjun yang terletak di Desa Nta'Ur.
Di Kabupaten Manggarai terdapat Gunung Kanaka (2.140 m) yang dapat didaki pengunjung. Lokasi ini dapat dicapai dengan menumpang bus umum yang menuju ke Timur Flores dan berhenti pada tanda belokan yang menuju ke Gunung Kanaka. Perjalanan dilanjutkan dengan mendaki sepanjang 9 km hingga ke puncak di mana terdapat stasiun pemancar milik Telkom. Pemandangan dari puncak cukup indah dan di tempat ini terdapat kawah.
Sekitar 22 km dari Ruteng, di jalan raya yang menuju ke Bajawa, terdapat Danau Ranamese yang oleh masyarakat setempat sering dtsebut dengan 'Kalimutu kecil'. Danau Ranamese merupakan lokasi wisata yang menyenangkan dan di sekelilingnya terdapat perbukitan yang ditutupi hutan. Lokasi wisata ini memiliki visitors center namun dengan sarana akomodasi yang terbatas. Di tempat ini pengunjung dapat melakukan treking menyusuri kawasan di sekitar danau.
Danau lainnya adalah Rana Tonjong dimana terdapat banyak teratai besar dengan luas 3.000 meter dan panorama yang indah di Desa Nanga Mbaling, Sambi Rampas. Konon jenis teratai di danau ini tidak ada di tempat lain di Indonesia bahkan di dunia. Waktu yang tepat untuk keindahan teratai ini adalah dari Bulan Agustus hingga Januari.
Gua juga merupakan potensi wisata di Ruteng dengan adanya Liang Bua, sebuah gua alam dengan stalaktit dan stalaknit. Di dalam gua dulu ditemukan artifak dan tulang belulang manusia. Terletak di Desa liang Bua. sekitar 14 km dari kota Ruteng atau sekitar 30 menit perjalanan dari ibukota kabupaten ini.
Gua ini menjadi obyek penelitian arkeologi dari Amerika dan Inggris dan di dekatnya ada gua-gua lainnya seperti Liang Galang dan Liang Tanah dengan mulut gua berdiameter sekitar 50 meter. Masih banyak gua-gua lainnya seperti Liang Toge yang didalamnya juga pernah ditemukan artefak.
Gua lainnya yang dikenal adalah Torong Besi dimana ada patung bunda Maria sehingga wisatawan yang berkunjung bukan hanya untuk mcnikmati keindahan panorama alamnya tetapi juga untuk beribadah. Tempat ini ramai dikunjungi terutama bulan Mei dan Oktober.
Untuk obyek wisata pantai, wisatawan dapat mengunjungi Sengari, pantai berpasir putih untuk berenang dan berjemur serta olahraga pantai lainnya.
Tempat lainnya adalah Wae Wole yang berlokasi di Desa Watu Nggene, Komba sekitar 95 km dari kota Ruteng. Tempat menarik ini terkenal dengan taman lautnya dan pada periode tertentu di pantai ini banyak muncul udang.
Kawasan pantai lainnya yang patut dikunjungi adalah Pantai Ketebe di Desa Robek sekitar 75 km Utara Ruteng merupakan pantai dengan hamparan pohon kelapa dan cocok untuk snorkling, menyelam dan olahraga air lainnya termasuk memancing. Biasanya turis yang datang dari Labuan Bajo dengan kapal akan singgah di pantai ini untuk menikmati keindahannya.
Pantai Cepi Watu juga menawarkan keindahan pantai yang berada di Borong, dekat Desa Nagalabang. Pantai ini membentang sepanjang 4 km dan gulungan ombak hingga dua meter cocok untuk olahraga selancar angin (surfing). Letaknya 50 km atau satu setengah jam dari Ruteng sedangkan dari Labuan Bajo sekitar 185 km.
Sekitar 3 km dari Ruteng terdapat sebuah desa tradisional Compang Ruteng yang cukup banyak menerima kedatangan wisatawan. Salah satu daya tarik tempat ini adalah suatu tempat yang disebut compang yaitu suatu komplek yang terdiri dari altar pemujaan arwah leluhur yang dikelilingi dinding batu dan dua rumah adat yang menghadap ke altar.
Salah satu rumah adat itu dinamakan Mbaru Gendrang yang merupakan tempat pertemuan para tetua desa dan tempat dimulainya berbagai upacara adat. Rumah ini juga menyimpan berbagai pusaka adat yang dianggap suci salah satunya adalah penutup kepala berbentuk tanduk kerbau terbuat dari emas atau perak yang disebut panggal yang digunakan saat pertarungan caci.

Sumber : Buku Informasi Pariwisata Nusantara Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar